Kisah seekor anjing yang setia menunggu kedatangan sang majikan kembali.. Liat deh review nya..
Pada
film Hachiko, kalian nggak akan cuma disuguhi film ordinary kayak
film-film yang udah biasa ada di tv ato bioskop, tapi kalian semua yang
nonton ini film akan merasakan arti kesetiaan sejati yang mungkin bisa
membuat kalian sampe nangis-nangis...
Ceritanya,
Hachi, nama panggilan anjing ber-tipe Akita ini. Hachi ditemukan oleh
Professor Parker pada saat pulang dari pekerjaannya, yaitu menjadi dosen
di sebuah universitas. Hachi ditemukan karena tersesat saat paket
pengirimannya jatuh. Lalu Parker membawanya pulang, walaupun secara
diam-diam dan awalnya tidak disetujui oleh istrinya. Seiring waktu istri
Parker sudah dapat menerima Hachi ke dalam keluarga, malah Hachi sudah
seperti keluarga sendiri…
Lalu
suatu hari anak perempuan Parker mengundang calon suaminya untuk datang
kerumahnya dan bermain bersama Hachi. Lalu mereka menikah.
Suatu
hari saat Professor akan pergi kerja, Hachi biasanya ikut mengantar
Parker ke Stasiun, namun kali ini Hachi tidak mau. Lalu professor pergi
sendirian, ternyata Hachi mengikutinya membawa bola berwarna kuning,
karena Hachi tidak pernah bisa bermain bola sejak ia kecil. Lalu
sesampainya di stasiun, Hachi untuk pertama kalinya mau bermain bola,
Parker pun sangat senang, lalu ia membawa bola itu.
Namun
tiba-tiba saat sedang mengajar, ia terkena serangan jantung dan
meninggal. Hachi terus menunggu sampai beberapa bulan ia dipelihara oleh
anak perempuan Parker karena Istri Parker telah pindah rumah. Namun
tidak semakin senang, Hachi malah menjadi tambah sedih, lalu ia kabur ke
stasiun lagi.
Tetapi
Hachi dibawa pulang lagi tidak lama setelah itu. Dan pada suatu hari,
anak perempuan Parker sangat memahami apa yang dirasakan Hachi tentang
Parker, Lalu ia melepaskan Hachi. Hachi kini tinggal dibawah gerbong tua
yang sudah tak terpakai.
Setiap
hari Hachi datang pagi dan sore ke stasiun, hingga satu hari ada
reporter datang untuk meliput kisah Hachi dan diterbitkan di Koran.
Karena kisah Hachi sudah terkenal, setiap minggu ada seseorang yang
menyumbangkan uang agar Hachi diberi makan…
Selama
sepuluh tahun sepeninggal Parker, Hachi terus datang ke stasiun. Hingga
Hachi meninggal pada suatu malam saat musim salju.
Kisah
Hachiko ini di-film-kan berdasarkan kisah nyata yang terjadi di Jepang.
Hachiko lahir pada tahun 1923 di Odate, Jepang. Tuannya, Dr. Isabura
Ueno, professor di universitas Tokyo. Professor Isabura meninggal pada
1925. Hachi kembali ke Stasiun Shibuya setiap hari selama 9 tahun untuk
menunggu tuannya. Hachiko wafat pada maret 1935. Sekarang sudah dibuat
patung berwarna coklat/perunggu yang sedang duduk menunggu di tempat dia
biasa menuggu di Stasiun Shibuya.
Kalo
kalian udah pernah nonton ni film, kalian pasti bisa ngerasain gimana
kesetiaan seekor anjing pada tuannya. Orang aja nggak se-setia itu deh
kurasa… Hhehe… Kalian bisa memperoleh hikmah setelah liat film ini.
Mungkin sehabis nonton kalian bisa memperbaiki diri dengan hubungan
kalian ama orang-orang disekitar… Kalo aku secara pribadi sih, udah
tertarik ama film ini setelah liat trailer-nya, ternyata nggak
mengecewakan, impressive banget malah… Bagus banget tau…
So,
bagi kalian yang belom liat film ini, cepet-cepet liat deh, gak bakal
nyesel kok… Film bagus banget.. Bakal terharu pokoknya…
-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
General Biodata :
Hachikō (ハチ公)
(10 November 1923-8 Maret 1935) adalah seekor anjing jantan jenis
Akita Inu kelahiran Ōdate, Prefektur Akita. Ia terus dikenang sebagai
lambang kesetiaan anjing terhadap majikan. Setelah majikannya meninggal,
Hachikō terus menunggu majikannya yang tidak kunjung pulang di Stasiun
Shibuya, Tokyo.
Julukan baginya adalah Hachikō Anjing yang Setia (忠犬ハチ公 Chūken Hachikō).
Patung Hachikō di depan Stasiun Shibuya telah menjadi salah satu marka
tanah di Shibuya. Sewaktu membuat janji untuk bertemu di Shibuya,
orang sering berjanji untuk bertemu di depan patung Hachikō.
Kisah Hidup :
Lahir
10 November 1923 dari induk bernama Goma-go dan anjing jantan bernama
Ōshinai-go, namanya sewaktu kecil adalah Hachi. Pemiliknya adalah
keluarga Giichi Saitō dari kota Ōdate, Prefektur Akita. Lewat seorang
perantara, Hachi dipungut oleh keluarga Ueno yang ingin memelihara
anjing jenis Akita Inu. Ia dimasukkan ke dalam anyaman jerami tempat
beras sebelum diangkut dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun
Ōdate, 14 Januari 1924. Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 jam,
Hachi sampai di Stasiun Ueno, Tokyo.
Hachi
menjadi anjing peliharaan Profesor Hidesaburō Ueno yang mengajar ilmu
pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo. Profesor Ueno waktu itu
berusia 53 tahun, sedangkan istrinya, Yae berusia 39 tahun. Profesor
Ueno adalah pecinta anjing. Sebelum memelihara Hachi, Profesor Ueno
pernah beberapa kali memelihara anjing Akita Inu, namun semuanya tidak
berumur panjang. Di rumah keluarga Ueno yang berdekatan dengan Stasiun
Shibuya, Hachi dipelihara bersama dua ekor anjing lain, S dan John.
Sekarang, lokasi bekas rumah keluarga Ueno diperkirakan di dekat gedung
Tokyo Department Store sekarang.
Ketika
Profesor Ueno berangkat bekerja, Hachi selalu mengantar kepergian
majikannya di pintu rumah atau dari depan pintu gerbang. Di pagi hari,
bersama S dan John, Hachi kadang-kadang mengantar majikannya hingga ke
Stasiun Shibuya. Di petang hari, Hachi kembali datang ke stasiun untuk
menjemput.
Pada
21 Mei 1925, seusai mengikuti rapat di kampus, Profesor Ueno mendadak
meninggal dunia. Hachi terus menunggui majikannya yang tak kunjung
pulang, dan tidak mau makan selama 3 hari. Menjelang hari pemakaman
Profesor Ueno, upacara tsuya (jaga malam untuk orang meninggal)
dilangsungkan pada malam hari 25 Mei 1925. Hachi masih tidak mengerti
Profesor Ueno sudah meninggal. Ditemani John dan S, ia pergi juga ke
stasiun untuk menjemput majikannya.
Nasib
malang ikut menimpa Hachi karena Yae harus meninggalkan rumah almarhum
Profesor Ueno. Yae ternyata tidak pernah dinikahi secara resmi. Hachi
dan John dititipkan kepada salah seorang kerabat Yae yang memiliki toko
kimono di kawasan Nihonbashi. Namun cara Hachi meloncat-loncat
menyambut kedatangan pembeli ternyata tidak disukai. Ia kembali
dititipkan di rumah seorang kerabat Yae di Asakusa. Kali ini, kehadiran
Hachi menimbulkan pertengkaran antara pemiliknya dan tetangga di
Asakusa. Akibatnya, Hachi dititipkan ke rumah putri angkat Profesor
Ueno di Setayaga. Namun Hachi suka bermain di ladang dan merusak
tanaman sayur-sayuran.
Pada
musim gugur 1927, Hachi dititipkan di rumah Kikusaburo Kobayashi yang
menjadi tukang kebun bagi keluarga Ueno. Rumah keluarga Kobayashi
terletak di kawasan Tomigaya yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya.
Setiap harinya, sekitar jam-jam kepulangan Profesor Ueno, Hachi
terlihat menunggu kepulangan majikan di Stasiun Shibuya.
Pada
tahun 1932, kisah Hachi menunggu majikan di stasiun mengundang
perhatian Hirokichi Saitō dari Asosiasi Pelestarian Anjing Jepang.
Prihatin atas perlakuan kasar yang sering dialami Hachi di stasiun,
Saitō menulis kisah sedih tentang Hachi. Artikel tersebut dikirimkannya
ke harian Tokyo Asahi Shimbun, dan dimuat dengan judul Itoshiya rōken monogatari
("Kisah Anjing Tua yang Tercinta"). Publik Jepang akhirnya mengetahui
tentang kesetiaan Hachi yang terus menunggu kepulangan majikan. Setelah
Hachi menjadi terkenal, pegawai stasiun, pedagang, dan orang-orang di
sekitar Stasiun Shibuya mulai menyayanginya. Sejak itu pula, akhiran kō (sayang) ditambahkan di belakang nama Hachi, dan orang memanggilnya Hachikō.
Sekitar
tahun 1933, kenalan Saitō, seorang pematung bernama Teru Andō
tersentuh dengan kisah Hachikō. Andō ingin membuat patung Hachikō.
Setiap hari, Hachikō dibawa berkunjung ke studio milik Andō untuk
berpose sebagai model. Andō berusaha mendahului laki-laki berumur yang
mengaku sebagai orang yang dititipi Hachikō. Orang tersebut menjual
kartu pos bergambar Hachikō untuk keuntungan pribadi. Pada bulan Januari
1934, Andō selesai menulis proposal untuk mendirikan patung Hachikō,
dan proyek pengumpulan dana dimulai. Acara pengumpulan dana diadakan di
Gedung Pemuda Jepang (Nihon Seinenkan), 10 Maret 1934. Sekitar tiga
ribu penonton hadir untuk melihat Hachikō.
Patung
perunggu Hachikō akhirnya selesai dan diletakkan di depan Stasiun
Shibuya. Upacara peresmian diadakan pada bulan April 1934, dan
disaksikan sendiri oleh Hachikō bersama sekitar 300 hadirin. Andō juga
membuat patung lain Hachikō yang sedang bertiarap. Setelah selesai pada
10 Mei 1934, patung tersebut dihadiahkannya kepada Kaisar Hirohito dan
Permaisuri Kōjun.
Selepas
pukul 06.00 pagi, tanggal 8 Maret 1935, Hachikō, 13 tahun, ditemukan
sudah tidak bernyawa di jalan dekat Jembatan Inari, Sungai Shibuya.
Tempat tersebut berada di sisi lain Stasiun Shibuya. Hachikō biasanya
tidak pernah pergi ke sana. Berdasarkan otopsi diketahui penyebab
kematiannya adalah filariasis (penyakit infeksi oleh sekelompok cacing
nematoda parasit).
Upacara perpisahan dengan Hachikō dihadiri orang banyak di Stasiun
Shibuya, termasuk janda almarhum Profesor Ueno, pasangan suami istri
tukang kebun Kobayashi, dan penduduk setempat. Biksu dari Myōyū-ji
diundang untuk membacakan sutra. Upacara pemakaman Hachikō berlangsung
seperti layaknya upacara pemakaman manusia. Hachikō dimakamkan di
samping makam Profesor Ueno di Pemakaman Aoyama. Bagian luar tubuh
Hachikō diopset, dan hingga kini dipamerkan di Museum Nasional Ilmu
Pengetahuan, Ueno, Tokyo.
Pada
8 Juli 1935, patung Hachikō didirikan di kota kelahiran Hachikō di
Ōdate. tepatnya di depan Stasiun Ōdate. Patung tersebut dibuat serupa
dengan patung Hachikō di Shibuya. Dua tahun berikutnya (1937), kisah
Hachikō dimasukkan ke dalam buku pendidikan moral untuk murid kelas 2
sekolah rakyat di Jepang. Judulnya adalah On o wasureruna (Balas Budi Jangan Dilupakan).
Pada
tahun 1944, di tengah berkecamuknya Perang Dunia II, patung perunggu
Hachikō ikut dilebur untuk keperluan perang. Patung pengganti yang
sekarang berada di Shibuya adalah patung yang selesai dibuat bulan
Agustus 1948. Patung tersebut merupakan karya pematung Takeshi Andō,
anak laki-laki Teru Andō.
Pintu
keluar Stasiun JR Shibuya yang berdekatan dengan patung Hachikō
disebut Pintu Keluar Hachikō. Sewaktu didirikan kembali tahun 1948,
patung Hachikō diletakkan di bagian tengah halaman stasiun menghadap ke
utara. Namun setelah dilakukan proyek perluasan halaman stasiun pada
bulan Mei 1989, patung Hachikō dipindah ke tempatnya yang sekarang dan
menghadap ke timur.
Film Hachikō Monogatari
karya sutradara Seijirō Kōyama mulai diputar di Jepang, Oktober 1987.
Pada bulan berikutnya diresmikan patung Hachikō di kota kelahirannya,
Ōdate. Monumen peringatan ulang tahun Hachikō ke-80 didirikan 12
Oktober 2003 di lokasi rumah kelahiran Hachikō di Ōdate. Sebuah drama
spesial tentang Hachikō ditayangkan jaringan televisi Nippon Television
pada tahun 2006. Drama sepanjang dua jam tersebut diberi judul Densetsu no Akitaken Hachi (Legenda Hachi si Anjing Akita). Pada tahun 2009 film Hachiko: A Dog's Story karya sutradara Lasse Hallström mulai diputar dan dibintangi oleh Richard Gere dan Joan Allen.
Sumber : http://rizriez.blogspot.com/